Wednesday, August 22, 2012

KENANGAN CINTA 2007

oleh Kang Iful Hamasaki pada 5 Maret 2010 pukul 12:44 ·
Pada suatu saat, aku suka pada seseorang gadis yang bernama Rika, dia membuatku bisa merasakan indahnya jatuh cinta. Aku merasa bahagia bila berada disampingnya dan dia juga tidak marah bila aku didekatnya. Rika sangat baik padaku, dia tidak pernah memaki atau marah pada orang lain bahkan dengan orang yang tidak dikenalpun dia bisa akrab seperti sahabat karibnya sendiri. Itu yang membuatku suka padanya.
Aku selalu semangat untuk berangkat sekolah karena aku akan bertemu dengan dia. Aku bisa melihat dan bicara padanya.
“Ka, bagaimana kabarmu?” tanyaku pada Rika.
“Alhamdulilah baik, kamu baik juga kan?” tegasnya
Mendengar hal itu aku senang, kalau dia tidak sekolah seharipun aku gelisah memikirkannya. Aku ingin datang ke rumahnya untuk melihat keadaan dia.
“Kok kamu menatapku seperti itu sih ?” dia bertanya padaku dengan malu.
“Enggak, aku cuma seneng aja melihat kamu” jawabku.
Aku memang suka padanya, tapi entah kenapa bila aku didekatnya bibir ini susah untuk bergerak, aku tidak bisa mengutarakan perasaanku padanya. Kata-kata yang semalam aku rangkai dan siapkan hilang begitu saja bila dihadapannya. Hatiku ingin bicara padanya tapi bibirku tak bisa mengatakannya, aku selalu gugup untuk mengutarakan perasaan cintaku pada dia. Bila dia sudah pergi, aku menyesal tidak mengatakan isi hatiku. Aku marah pada diri sendiri
“Bodoh! Bodoh! Bodoh!” aku menyesal.
“Kenapa aku tidak mengungkapkan isi hatiku pada dia? Padahal itu kesempatan yang baik karena aku hanya berdua dengannya!” aku berkata dalam hati.
Aku lebih kesal lagi saat ada laki-laki lain mendekati dia, dia tidak pernah marah kepada setiap laki-laki maupun perempuan yang mendekati atau bicara padanya. Dia memang mudah bergaul juga teman curhat yang enak, tapi bila ada laki-laki yang dengan dengan dia aku merasa cemburu. Aku kesal pada Rika dan tidak pernah bicara bahkan menyapanya sekalipun. Dia memang bukan siapa-siapa aku tapi hati ini menangis bila melihat dia bersama laki-laki lain. Padahal belum tentu laki-laki tersebut suka pada Rika.
Di kelas juga ada yang suka dengan Rika namanya Diky, dia selalu mendekati Rika. Aku memperhatikan mereka dikejauhan. Mereka bisa bercanda tawa, aku cemburu pada Diky. Dia bisa membuat Rika nyaman bersamanya lain dengan aku yang hanya diam bila bicara dengan Rika. Diky sudah punya banyak pacar sehingga dia lebih berpengalaman dalam masalah cinta daripada aku. Rika pun tahu itu.
“Ka, kamu udah punya pacar belum?” tanya Diky.
“Belum!” jawab Rika.
“Kalau gitu sama dong!” Diky merayu
“Kamu kan udah punya pacar” kata Rika
“Siapa?” Diky bertanya lagi.
“Semua orang juga udah tahu kalau pacar kamu banyak” Rika sedikit menyindir
“Mereka cuma teman kok!” balas Diky dengan malu.
Aku lega Rika tidak menerima cinta Diky, soalnya Diky tidak pernah serius dengan orang yang dicintainya.
Selain Diky, orang yang suka dengan Rika ialah Ifan. Ifan pintar mengambil hati perempuan, lagi-lagi aku kesal pada Rika padahal Rika tidak punya salah apa-apa sama aku. Ifan tahu kalau aku suka sama Rika dan aku selalu minder bila Ifan sedang merayu Rika. Ifan tidak pernah menghargai orang lain. Waktu Ifan dan Rika sedang berduaan, aku memperhatikan mereka sambil merenung.
“Mengapa aku tak bisa seperti Ifan?” hatiku bertanya.
Tiba-tiba Ifan memanggilku, aku merasa heran kenapa dia memanggilku padahal mereka sedang berduaan. Aku langsung menghampiri mereka.
“Ada apa Fan ?” tanyaku pada Ifan.
Ifan tidak menjawab pertanyaanku, dia malah bicara sama Rika.
“Ka, aku suka sama kamu!” kata Ifa,
“Aku kaget kepada Ifan berani menembak Rika di depan mataku sendiri dan Rika tidak menjawab atau menanggapi pernyataan Ifan tersebut. Aku kesal pada Ifan, buat apa aku dipanggilnya kalau cuma untuk mendengarkan pernyataan cinta Ifan pada Rika yang sangat menyakitkan hatiku ini.
Aku langsung pergi dari tempat itu sambil marah. Dia berani nembak Rika dihadapanku padahal dia tahu perasaanku pada Rika, aku ingin menghajar Ifan sampai babak belur. Yang membuatku kesal, dia tidak memperdulikan perasaan orang lain. Dia nembak cewek didepan orang yang juga sayang sama cewek itu.
Rika mengejarku sampai ke kelas, dia meminta maaf atas ketidaksopanan Ifan karena mengutarakan cinta dihadapanku. Aku memaafkan Ifan karena Rika yang meminta maaf. Rika juga kesal pada Ifan karena tidak menghargai perasaan orang lain dan membuat wajah Rika merah atas pernyataan Ifan tersebut. Sebenarnya Rika juga tahu perasaanku karena teman-teman menggosipkan aku dan Rika jadian yang disebabkan kedekatan kami selama ini. Kami memang dekat tapi kami tidak pacaran karena aku tidak pernah mengutarakan cintaku pada Rika secara langsung.
Saat itu, aku berpikir untuk mengatakan cintaku pada Rika karena biasanya perempuan menunggu ungkapan cinta dari laki-laki. Sekali lagi aku gugup didepannya aku tidak bisa berterus terang tentang perasaanku padanya. Bibir ini rasanya terkunci rapat untuk mengatakan kata cinta. Aku memberanikan diri untuk mengatakan isi hatiku.
“Ka, maafkan aku karena selama ini aku tidak pernah bicara maupun menyapamu, aku terlalu egois. Karena aku, kamu jadi korban keegoisanku. Kamu tidak punya salah padaku tapi aku kesal dan benci padamu, padahal kamu bukan siapa-siapa aku” ungkapku. Lagi-lagi yang keluar dari mulutku berlainan dengan maksud hati yang ingin mengungkapkan cintaku padanya.
Tapi aku senang dia bisa memaafkanku tanpa kesal dan marah padaku. Biarlah perasaan ini aku simpan dalam hatiku sendiri untuk kenangan di masa mendatang agar aku selalu ingat padanya. Sampai sekarangpun aku belum pernah mengatakan tentang perasaanku ini pada Rika.

(mohon maaf jika ada diantara teman yang namanya sama)

No comments:

Post a Comment